Sabtu, 16 November 2013

Cerpen HIV AIDS "ODHA..."


Bagaimana hidup itu dikatakan benar-benar indah? Langit tampak biru terang di tengah hari yang terasa tampak menyengat namun tidak baginya. Sembunyi dibalik bayangannya sendiri membuat ia kehilangan semuanya. Wanita berusia 28 tahun jatuh melemas setiap kali membayangkannya, membuatnya kian pasrah tak berdaya. Hampir setahun sudah ia mengetahui banyak yang berubah. “Aku mencintainya, namun apa yang ia telah lakukan kepadaku?” deru dalam hatinya sambil tak kuasa menangis. Sudah lelah ia berteriak tak terima apa yang terjadi kepada dirinya. Namun tetap saja amarahnya tak merubah apapun untuk seperti semula kembali.
Entah apa yang terjadi, memang dua setengah tahun sudah ada yang tidak beres dalam keluarganya ini. Mikha Damayanti sang istri dari Arsitektur handal Ir. Yoki Pratama tak sempat berfikir bahwa Yoki membuat pengakuan yang amat memilukan. “Maafkan aku Nik. Maafkan aku!”. Yoki terus meminta maaf kepada Mikha berlutut memohon-mohon ampun atas kesalahannya. “Aku akan antarkan kamu untuk diperiksakan kedokter sekarang juga.” ujar Yoki. Setiba sampai dirumah sakit Mikha meminta kepada Yoki “Rakha juga! Aku menyusuinya.. Dia juga harus diperiksa.”
Mikha juga sedang mengandung dua minggu dan sudah diketahui oleh yoki empat hari yang lalu. Mikha dan rakha segera diperiksa. Lalu setelah beberapa lama  menunggu hasil pemeriksaan keluar dan ternyata menunjukan hasilnya positif, mereka berdua positif mengidap HIV. Rakha Pratama jagoan kecil mereka jelas saja tertular karena ternyata Mikha masih menyusui anaknya karena ia ingin menyusui ekslusif sampai dua tahun. Mengetahui hal ini menusuk jantung Yoki ternyata mereka ikut tertular olehnya. Penyesalan dan berjuta maaf terus diucapkan lelaki berbadan tegap itu. Bukan.. bukan karena pengakuannya yang telah menghianatinya dengan “banyak wanita lain” dan  menyebabkan penyakit itu tumbuh namun kali ini karena kesalahan fatalnya, kesalahan yang membuat mereka ikut dalam kesalahan Yoki.
Mikha hanya memilih diam karena menyadari pertengkarannya hanya akan sia-sia. Setelah diam sejenak Mikha berkata “Apa salahku Yoki?” memandang tajam sambil menangis kepada Yoki. “Apa salahku Tuhan? Dan apa dosa ku hingga kau ijinkan ini terjadi kepadaku? Bagaimana dengan anakku dan bagaimana dengan janinku? Hukumankah atau cobaan darimu Tuhan? Ini sangat berat bagiku! Mengapa aku? Mengapa aku Tuhan!” berteriak sambil tak kuasa menahan tangisnya.
Saat memeriksakan, diruang konsultasi dokter sempat berkata  “Masih ada harapan agar janin Mikha terhindar dari penyakit ini. Kita bisa melakukan pencegahan Transmisi HIV AIDS dari Ibu ke Janin. Kami akan melakukan yang terbaik, namun hal ini tidak mudah. Dibutuhkankan kesabaran yang cukup luar biasa dan biayanya tidak sedikit.” terkejutnya Yoki mendengar dan  bertekad akan melakukan apapun untuk menebus semua kesalahannya sedangkan Mikha tetap diam karena terlalu terkejut akan hal yang baru ia menimpanya. “Janin istri saya bisa selamat dari penyakit ini dok? Kalau begitu lakukan apapun untuk calon bayi di kandungan istri saya dokter!” tegas Yoki. Setidaknya ia berpikir bahwa masih ada yang bisa ia selamatkan dari kesalahannya ini. Walau begitu tetap saja Yoki terus merasa bersalah karena bencana yang ia bawa tak akan bisa menyembuhkan istri dan anaknya.
Hari kian malam dan mereka sudah tiba dirumah. Yoki bergegas ke ruang kerjanya dirumah bukan untuk mengerjakan pekerjaan tapi merenung apa yang harus ia lakukan setelah ini. Sebaliknya Mikha duduk dan menangis dikamar. Hari ini begitu hari paling buruk yang pernah ia alami. Jika waktu bisa ia putar tak akan pernah ia ingin menjadi istri arsitektur yang berujung naas seperti ini.  Rasa ingin cepat mengakhiri hidupnya makin mengiang dikepalanya tapi memikirkan bocah mungil yang baru berusia 1 tahun 1 bulan membuatnya terus berpikir beribu kali. Sanggup atau tidak mikha melewatinya iapun kehabisal akal untuk memikirkannya. Berat.. sungguh yang paling berat yang pernah ia alami. “Menyerah apa memang sampai sini saja hidupku ini?” ucap Mikha sambil terus menangis.
Melihat ibunya yang terus menangis. Rakha dengan tingkah polosnya menghampiri Mikha sambil berlari  “Mama.. mama anan nanis agi..” Mikha meraih Rakha dan seketika Rakha dengan pintarnya menghapus air mata di wajah sang ibu seakan tahu kegelisahan apa yang dirasakan ibunya. Mikha membalas dengan tersenyum lebar menahan tangis dan memeluk Rakha sangat erat. “Mama menangis bahagia karena punya anak sepintar Rakha.” ucap Mikha dengan suara yang lembut. “Aka ayang mama, anan anis agi ya..” sekali lagi anak itu berkata dengan polos namun dengan suara yang lebih pelan. “Iya sayang mama gak nangis lagi.” sambil tersenyum menatap Rakha. Mika berdiri dan menggendong Rakha ke kasur “Sudah malam, kita bobo ya.” tak lama Mikha memandangi rakha yang sudah tertidur pulas dipelukannya. Air mata tetap jatuh dengan sendirinya, anak yang benar-benar tidak berdosa harus mengalami hal buruk seumur hidupnya.
Keesokan harinya, Yoki yang awam akan HIV AIDS walaupun ia menderita HIV terus mencari tahu apa itu HIV AIDS. Bagaimana penanganannya, segala sesuatu yang behubungan dengan HIV AIDS. Terlebih lagi dia harus mencari tahu tentang Pencegahan Transmisi HIV AIDS dari Ibu ke Janin yang diucapkan dokter kemarin. “Aku harus menebus semua kesalahanku, aku harus lakukan apapun demi kebaikan istri dan anakku.” ucap Yoki dalam hati. Ia sudah mengumpulkan semua data dan semua informasi mengenai itu semua. Yoki bergegas menemui Mikha “Mik, aku akan mengurusmu dan Rakha mulai sekarang, aku akan terus memperhatikan dan menjaga kalian. Aku tidak mau hal buruk terjadi kepadamu dan Rakha.” Ujar Yoki. Tak ada yang bisa Mikha katakan, Mikha tidak tau harus berlaku apa lagi. Rasa frustasinya masih membebani pikirannya, ia masih belum bisa terima apa yang terjadi kepada dirinya sendiri. Yoki memegang jemari Mikha “Mikha.. Aku mohon kepadamu, jangan membuat dirimu diam terus seperti ini. Jangan buat dirimu stres, kamu sedang mengandung Mik.” tegas Yoki memohon kepada Mikha. “Apa yang kamu katakan barusan! Jangan buat diriku stres sendiri. Dimana otakmu Yok? kamu pikir ini mudah bagiku? Apa kamu pikir, aku bisa santai mengetahui diriku ini ODHA(Orang Dengan HIV AIDS)!” ujar Mikha dengan nada yang semakin keras. “Iya aku mengerti, aku mengerti Mikha. Tapi aku mohon kepadamu.. Kali ini biarkan aku menebus kesalahanku. Jika aku bisa menyembuhkanmu dengan menukarkan nyawaku. Aku akan lakukan itu... Aku akan lakukan apapun Mikha.” berbicara sambil berkaca-kaca memandang Mikha. Sekali lagi Mikha hanya tetap diam. Mikha benar-benar tidak tahu yang dihadapannya sekarang masih bisa ia sebut suaminya atau bukan.
Setelah seharian penuh Mikha memikirkan semua yang telah terjadi. Sambil mengelus-ngelus perutnya yang belum terlihat terlalu buncit karena masih baru berusia dua minggu. Mikha terus mengingat apa yang diucapkan suaminya pagi kemarin. Penyesalan yang amat besar yang amat ingin Yoki tebus dan terus memohon ampun kepadanya, mikha mulai menjernihkan pikirannya walaupun bagai hukuman buatnya tapi ia berpikir mungkin Tuhan sedang mengujinya. Malamnya, Mikha berbicara kepada Yoki “Baik.. aku akan bertahan demi Rakha dan janinku ini. Aku juga akan melakukan pemeriksaan rutin seperti yang diucapkan dokter waktu itu.” Yoki tersenyum lebar dan memeluk Mikha.
Dan sejak saat itu Mikha mulai melakukan PMPCT (Prevention of mother-to-child transmission) atau Pencegahan Transmisi HIV AIDS dari Ibu ke Janin/Bayi, Akses Konseling, dan Pelayanan Tes HIV. Untuk melakukan hal itupun dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, untungnya keluarga ini tergolong keluarga kaya karena itu tidak terlalu pusing memikirkan hal yang memakan biaya besar. Setiap harinya mereka sekeluarga juga harus rutin mengonsumsi obat agar si virus tidak menjadi resisten. Si kecil pun meminum obat dengan cara digerus dan sirup, serta Mikha rutin check-up ke dokter mengikuti segala perintah dokter untuk kegiatan Pencegahan Transmisi HIV AIDS ke Janin itu.

Mikha duduk diteras dengan mata sayu sambil menatap sepasang burung yang sedang berkicau seakan berbincang pada sekitar alam luas, membuatnya iri akan bisa hidup bebas dan bahagia seperti itu. Terhitung sudah hampir empat bulan ia menjalani sebagai ODHA, merasa jenuh karena setiap hari harus meminum obat, merasa lelah mengikuti kegiatan dokter demi janinnya itu, merasa pilu melihat anaknya hidup sama sepertinya. “Bagaimana anakku nanti? Apa dia bisa hidup normal mempunyai banyak teman seperti yang lainnya?” hati Mikha terus berbicara menanyakan hal itu.
Sekarang mereka sudah mulai mendapat stigma negatif dari masyarakat sekitar. Entah darimana, banyak yang mengetahui bahwa mereka itu ODHA. Mungkin sempat tetangga mendengar kalimat HIV AIDS atau karena melihat banyak perubahan yang terlihat dari gejala maupun efek penyakit hiv terhadap keluarga Mikha. Sempat tentangganya mencemooh dan melarang anak mereka bermain dengan Rakha, hal itu membuat Mikha semakin sedih tak karuan. Mikha tau akan seperti ini resikonya karena itu ia lebih memilih menutup diri untuk tidak keluar dari rumah dan tetap memfokuskan kepada dirinya, anaknya, serta kandungannya.
Akhir-akhir ini, Yoki terlihat sangat lesu. Wajahnya semakin terlihat pucat setiap hari. Ia terlalu lelah mengurusi istri dan anaknya sampai-sampai ia lupa mengurusi dirinya sendiri yang juga sama mempunyai penyakit itu. Yang hanya dipikirannya hanya istri dan anaknya saja. Selang beberapa hari ia mulai sakit-sakitan tapi sebisa mungkin ia menutupi rasa sakitnya didepan sang istri, ia tak mau semakin menyusahkan Mikha yang perutnya sudah semakin membesar. Iapun menemui dokter dan memeriksakan keadaan dirinya, tanpa disangka dokter mengatakan HIV yang di derita Yoki sudah menyebabkan AIDS. Entah apa bedanya HIV atau AIDS ia benar-benar awam untuk tahu detail mengenai itu. Saat mencari tahu tentang HIV AIDS waktu itu, ia hanya fokus mengenai PMTCT. Tapi yang ia tahu bahwa jika penyakitnya telah berubah menjadi AIDS tamatlah riwayatnya, bagaikan kematian benar-benar ada didepan matanya sekarang.
Malam ini suasana begitu hening, tak ada suara televisi karena Rakha sudah tertidur pulas. Mikha ingin mengambil segelas air, saat berjalan menuju dapur ia melihat ruang kerja Yoki terbuka. Ia merasa Yoki pasti terlalu lelah mengurusi dirinya dan Rakha tetapi tetap bekerja demi mencukupi kebutuhan mereka. Saat memasuki ruangan itu, tiba-tiba Mikha berlari dan menghampiri Yoki “Yoki, bangun! Mengapa kamu dingin sekali? Kamu tidak bisa meninggalkan aku terlebih dahulu seperti ini. Yoki kamu masih harus menepati janjimu. Yoki bangun!” merintih menangis sambil memegang Yoki yang sudah terbujur kaku dilantai.
Sebulan sudah setelah kematian Yoki. Mikha ternyata tidak menyerah dan frustasi seperti pertama kali ia tahu dirinya positif HIV. Mikha sangat kehilangan dan berduka tapi entah mengapa ia berpikir harus tetap bertahan dan melanjutkan hidupnya bersama Rakha. Mikha  juga ingat Yoki memintanya untuk tetap bertahan dan semangat hidup. Dan mungkin juga karena dukungan orang tua Mikha, karena nyatanya hanya orang tuanya yang mengerti dan menerima Mikha, hanya mereka keluarga yang mendukung Mikha hingga tetap tegar. Dukungan keluarga sangatlah penting bagi ODHA untuk bisa bertahan dan melalui penyakinya.
Saat tiba hari persalinan, Mikha sudah siap dirumah sakit mengikuti saran dokter. Dokter melakukan persalinan sesuai prosedur dan aturan secara baik serta benar agar persalinan Mikha berhasil. Dan tak lama kemudian... Tangisan suara bayi terdengar. “Perempuan Bu.. cantik seperti Ibu..” Ucap suster yang membantu persalinan Mikha. Mikhapun hanya bersyukur tersenyum lega. Tapi tak lama persalinan selesai, Mikha cemas memikirkan apakah usahanya mencegah tranmisi penyakit keji itu berhasil atau tidak. Mikha merangkul bayinya dan menaruh dipelukannya tapi ia tidak bisa menyusui bayinya itu. Ia dilarang keras menyusui karena itu salah satu prosedur PMTCT.
Untuk melakukan pemeriksaan terhadap Raisa, putri Mikha harus menunggu diusia satu bulan. Setelah menunggu hingga satu bulan jika hasilnya positif dilakukan pemeriksaan ulang segera untuk konfirmasi sebelum diagnosis HIV dibuat dan jika hasilnya negatif dan bayi tidak menunjukkan gejala maka pemeriksaan diulang pada usia 4 bulan untuk benar-benar memastikan hasilnya negatif.
Tiap harinya, Rakha sekarang tidak merasa kesepian lagi. Anak lelakinya yang wajahnya mirip sekali seperti ayahnya ini, selalu menunjukan sikap semangat dan cerianya. Rakha juga sangat menyukai dan menyayangi Raisa, adiknya. Setiap hari Mikha dibantu ibunya untuk mengurus Rakha, dan Mikha dibantu suster mengurusi Raisa.
Usia Raisa sudah 4 bulan dua minggu. Semua tes terhadap Raisa akhirnya keluar, hasil pemerikasaan menunjukan benar-benar negatif, tidak ada terinfeksi HIV ditubuh raisa. Betapa bersyukur dan bahagianya Mikha mengetahui itu, usahanya tidak sia-sia. Tuhan masih menyayanginya. Sudah lama ia tidak merasa sebahagia ini. “Terima kasih Ya Allah.. Terima kasih...” hanya kalimat itu yang keluar dari bibirnya sambil meneteskan air mata harunya. Ibu Mikha ikut menangis bahagia lalu memeluk Mikha dan Raisa.
Sambil memandang dari balik jendela. Perlahan hujan deras seakan reda namun tetap menurunkan rintik kecilnya, menyambut senja dengan dikawani semilir angin yang menusuk sejuk membuat sore itu menjadi hari baru bagi Mikha, hari dimana Mikha akan memulai hidupnya dengan caranya sendiri. Yang menjadi tugasnya sekarang bagaimana ia mengurusi anak-anaknya terutama Rakha. Mengajarkan secara perlahan agar Rakha mengerti, jika suatu saat nanti ia bertanya “Mengapa Rakha berbeda? Mengapa rakha harus minum obat terus? Dan mungkin banyak lagi.” dan mungkin Rakha akan sulit menerima nantinya jika tau yang sebenarnya. Tetapi  meski begitu saat ini Mikha berusaha berjuang dan mulai belajar hidup normal kembali dengan melakukan banyak hal sambil terus mengonsumsi obat secara patuh agar penyakit tersebut tidak resisten. Mikha tau dirinya harus tetap maju dan tegar. Semakin Rakha besar ia harus mengatakan dengan bijak dan penuh kasih sayang terhadap anak laki-lakinya tersebut, mengajarkan bahwa Rakha masih bisa hidup normal seperti yang lainnya hanya saja harus minum obat secara teratur dan menjaga pola makan karena tidak bisa makan sembarangan atau pinggir jalan seperti pecel lele atau sate kambing.
Hidup menjadi ODHA banyak pantangannya, sayur mentah itu bisa bikin diare dan bakterinya kumpul. Kalau ODHA diare itu bisa bikin nilai CD4 nya turun dan lemas, karena tiap menit buang air dan enggak bisa ketahan, itu penyakit yang paling nyebelin buat ODHA. Jika ODHA mengalami diare maka ia tidak mempan mengonsumsi obat generik, ia harus minum obat paten.
Sekarang Rakha sudah kelas 3 SD, ia mulai sedikit mengerti mengenai penyakitnya, karena Mikha juga sering mengajak anaknya ke acara seminar-seminar. Sejak awal Rakha yang selalu diberikan obat ARV dengan cara digerus dan sirup, tapi sekarang ia sudah bisa minum obat sendiri. Iya.. Rakha memang pintar dan cukup memahami perkataan ibunya, bahkan Rakha sekarang yang sering mengingatkan Mikha “Ma  jangan lupa minum obat nanti resisten.” dan Rakha mulai tahu kalau resisten itu berarti obatnya sudah kebal. Setiap harinya Mikha harus mengonsumsi 4 obat secara teratur sedangkan anaknya 3 obat. Kini Mikha dan Rakha sudah terbiasa menjalani hidup sebagai ODHA......


                                                     TAMAT
       

Senin, 09 September 2013

Toleransi AntarUmat Beragama



    


A.  Pengertian Toleransi
 Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.
Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami”  adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam. Selain ayat-ayat itu, banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan praktik toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa masalah toleransi dalam Islam bukanlah konsep asing. Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.
 Menurut ajaran Islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup.  Dengan makna toleransi yang luas semacam ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam memperoleh perhatian penting dan serius. Apalagi toleransi beragama adalah masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah.

Lalu, apa itu as-samahah (toleransi)? Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu antara lain:
  1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan
  2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan
  3. Kelemah lembutan karena kemudahan
  4. Muka yang ceria karena kegembiraan
  5. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
  6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian
  7. Menggampangkan dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi
  8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ada rasa keberatan.
Selanjutnya, menurut Salin al-Hilali karakteristik itu merupakan [a] Inti Islam, [b] Seutama iman, dan [c] Puncak tertinggi budi pekerti (akhlaq). Dalam konteks ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda. Artinya: “Sebaik-baik orang adalah yang memiliki hati yang mahmum dan lisan yang jujur, ditanyakan: Apa hati yang mahmum itu? Jawabnya : 'Adalah hati yang bertaqwa, bersih tidak ada dosa, tidak ada sikap melampui batas dan tidak ada rasa dengki'. Ditanyakan: Siapa lagi (yang lebih baik) setelah itu?. Jawabnya : 'Orang-orang yang membenci dunia dan cinta akhirat'. Ditanyakan : Siapa lagi setelah itu? Jawabnya : 'Seorang mukmin yang berbudi pekerti luhur."


Dasar-dasar al-Sunnah (Hadis Nabi) tersebut dikemukakan untuk menegaskan bahwa toleransi dalam Islam itu sangat komprehensif dan serba-meliputi. Baik lahir maupun batin. Toleransi, karena itu, tak akan tegak jika tidak lahir dari hati, dari dalam. Ini berarti toleransi bukan saja memerlukan kesediaan ruang untuk menerima perbedaan, tetapi juga memerlukan pengorbanan material maupun spiritual, lahir maupun batin. Di sinilah, konsep Islam tentang toleransi (as-samahah) menjadi dasar bagi umat Islam untuk melakukan mu’amalah (hablum minan nas) yang ditopang oleh kaitan spiritual kokoh (hablum minallāh).
B. PRINSIP UNIVERSAL TOLERANSI ANTARUMAT AGAMA


Prinsip-prinsip toleransi agama ini, yang merupakan bagian dari visi teologi atau akidah, telah dimiliki Islam, maka sudah selayaknya jika umat Islam turut serta aktif untuk memperjuangkan visi-visi toleransinya di khalayak masyarakat plural. Walaupun Islam telah memiliki konsep pluralisme dan kesamaan agama, maka hal itu tak berarti para muballigh atau pendeta dan sebagainya berhenti untuk mendakwahkan agamanya masing-masing. PERBEDAAN umat manusia, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa serta agama dan sebagainya, merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan SWT.
Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Tuhan SWT, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujurat 13).
Toleransi adalah sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun untuk tak beribadah, dari satu pihak ke pihak lain. Hal demikian, dalam tingkat praktek-praktel sosial, dapat dimulai dari sikap-sikap bertetangga. Karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap kebersamaan antar penganut keagamaan dalam praktek-praktek sosial, kehidupan bertetangga dan bermasyarakat, serta bukan hanya sekedar pada tataran logika dan wacana.

Seorang muslim yang sejati “atau tanda-tanda keimanan seseorang” , dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW, adalah bagaimana dia bersikap kepada tetangga. "Man Kأ¢na Yu'minu Billأ¢hi wal-Yawmil-أ¢khiri Fal-Yukrim Jأ¢rahu", barang siapa yang beriman kepada Tuhan SWT dan Hari Akhir, maka hendaknya dia memuliakan tetangganya.
Tidak ada sama sekali dikotomi apakah tetangga itu seiman dengan kita atau tidak.
Dan tak seorang pun berhak untuk memasuki permasalahan iman atau tak beriman. Ini penting untuk diperhatikan, bahwa dikotomi seiman dan tak seiman sangat tidak tepat untuk kita terapkan pada hal-hal yang memiliki dimensi humanistik. Bahkan, ketika suatu saat Nabi Muhammad SAW hendak melarang seorang sahabat untuk bersedekah kepada orang non-muslim yang sedang membutuhkan, Tuhan SWT segera menegur beliau dengan menurunkan ayat, "Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siap yang dikehendaki-Nya" (QS. 2 : 272).



C. Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia

Kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan di Tengah perbedaan. Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang untuk hidup rukun dan berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan. Kesadaran akan kerukunan hidup umat beragama yang harus bersifat Dinamis, Humanis dan Demokratis, agar dapat ditransformasikan kepada masyarakat dikalangan bawah sehingga, kerukunan tersebut tidak hanya dapat dirasakan/dinikmati oleh kalangan-kalangan atas/orang kaya saja.

Karena, Agama tidak bisa dengan dirinya sendiri dan dianggap dapat memecahkan semua masalah. Agama hanya salah satu faktor dari kehidupan manusia. Mungkin faktor yang paling penting dan mendasar karena memberikan sebuah arti dan tujuan hidup. Tetapi sekarang kita mengetahui bahwa untuk mengerti lebih dalam tentang agama perlu segi-segi lainnya, termasuk ilmu pengetahuan dan juga filsafat. Yang paling mungkin adalah mendapatkan pengertian yang mendasar dari agama-agama. Jadi, keterbukaan satu agama terhadap agama lain sangat penting. Kalau kita masih mempunyai pandangan yang fanatik, bahwa hanya agama kita sendiri saja yang paling benar, maka itu menjadi penghalang yang paling berat dalam usaha memberikan sesuatu pandangan yang optimis. Namun ketika kontak-kontak antaragama sering kali terjadi sejak tahun 1950-an, maka muncul paradigma dan arah baru dalam pemikiran keagamaan. Orang tidak lagi bersikap negatif dan apriori terhadap agama lain. Bahkan mulai muncul pengakuan positif atas kebenaran agama lain yang pada gilirannya mendorong terjadinya saling pengertian. Di masa lampau, kita berusaha menutup diri dari tradisi agama lain dan menganggap agama selain agama kita sebagai lawan yang sesat serta penuh kecurigaan terhadap berbagai aktivitas agama lain, maka sekarang kita lebih mengedepankan sikap keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain.


Kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan umat beragama di Indonesia ada beberapa sebab, antara lain;
Ø Rendahnya Sikap Toleransi
Ø Kepentingan Politik dan ;
Ø SikapFanatisme
Adapun solusi untuk menghadapinya, adalah dengan melakukan Dialog Antar Pemeluk Agama dan menanamkan Sikap Optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat beragama.









Nabi Muhammad SAW di mata para Pakar dunia



Nabi Muhammad adalah sesosok yang begitu di puja oleh umat islam,sebagai manusia sempurna dengan membawa rahmat bagi alam, cerita tentang kehidupan nya ratusan tahun yang lalu masih menjadi topik yang hangat untuk di perbincangkan oleh para pakar di seluruh dunia,mari kita simak pendapat para pakar dunia di bawah ini :

MAHATMA GANDHI (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA ):

Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia… Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung.
Sir George Bernard Shaw (The Genuine Islam,' Vol. 1, No. 8, 1936.)


Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa – beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut." Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil 'sang penyelamat kemanusiaan' Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia:
Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini. Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang.
Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab tahun 570 masehi, memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam (penyerahan diri pada Tuhan) pada usia 40 dan meninggalkan dunia ini pada usia 63. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk menjadi para pemuja Tuhan yang Esa, dari peperangan dan perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan kekeagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini ?€" dan bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE."
MICHAEL H. HART (THE 100: A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY, New York, 197

Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33). Lamar tine, seorang sejarawan terkemuka menyatakan bahwa: Jika keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad?
Tokoh-tokoh itu membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di depan mata mereka sendiri. Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu; lebih dari itu, ia telah merubah altar-altar pemujaan, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta jiwa… Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali berhasrat membangun kekuasaan, sembahyang-sembahya ngnya, dialognya dengan Tuhan, kematiannnya dan kemenangan-kemenang an (umatnya) setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma.
Dogma yang mengajarkan ketunggalan dan kegaiban (immateriality) Tuhan yang mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu dengan kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan. Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle (hawariyyun, 12 orang pengikut Yesus-pen.), prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pegembali dogma-dogma rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya: adakah orang yang lebih agung dari dia?"
(Lamar tine, HISTOIRE DE LA TURQUIE, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277)

"Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.
Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang – semua menjadi satu. Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut – hanya dengan kepribadian seperti dialah keagungan seperti ini dapat diraih."
K. S. RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy dalam bookletnya,

"Muhammad, The Prophet of Islam" Kepribadian Muhammad, hhmm sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja: betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad sang Nabi, Muhammad sang pejuang, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu, Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama.
Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan. Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak bias.
PROF. (SNOUCK) HURGRONJE:

Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa. Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang Muhammad capai.
Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan: menyatukan manusia dalam pengabdian kapada Tuhan dalam aturan-aturan ketinggian moral. Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan.
THOMAS CARLYLE in his HEROES AND HEROWORSHIP

(Betapa menakjubkan) seorang manusia sendirian dapat mengubah suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden menjadi sebuah bangsa yang paling maju dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua decade. "Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri. S esosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah perintah Sang Pencipta Dunia.
EDWARD GIBBON and SIMON OCKLEY speaking on the profession of ISLAM write:

Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nya adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan; penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama
(HISTORY OF THE SARACEN EMPIRES, London, 1870, p. 54).

Muhammad tidak lebih dari seorang manusia biasa. Tapi ia adalah manusia dengan tugas mulia untuk menyatukan manusia dalam pengabdian terhadap satu dan hanya satu Tuhan serta untuk mengajarkan hidup yang jujur dan lurus sesuai perintah Tuhan.